10 KOTA PALING DIBENCI

Sungguh mengejutkan bahwa ibukota negara Indonesia, Jakarta, masuk dalam daftar 10 kota besar paling dibenci di dunia. Daftar ini dikeluarkan oleh situs berita internasional CNN. Dalam daftarnya, CNN menggambarkan Jakarta sebagai "durian besar" yang merupakan ungkapan untuk menggambarkan bahwa Anda harus berjuang agar dapat menikmati Jakarta.

Jakarta disebut sebagai kota dengan lalu lintas yang ruwet, polusi, kumuh dan tidak menarik bagi wisatawan. CNN menyebutkan dari statistik kedatangan turis di tahun 2011 menurut data Indonesia Travel, hampir 8 juta orang menghabiskan liburan mereka di luar Jakarta, seperti Bali, Yogyakarta, Sumatera dan tempat lainnya. Indonesia menempati peringkat ketujuh yang diurutkan berdasarkan tingkat polusi, kemiskinan, kriminalitas, polusi dan keruwetan lalu lintas. Namun CNN menjelaskan bahwa 10 kota ini bukan berarti yang terburuk, hanya saja saat orang menyebutkan kesepuluh kota ini, hal-hal di atas selalu terucapkan oleh mayoritas wisatawan yang pernah berkunjung ke kota-kota tersebut.

10 kota besar paling dibenci di dunia versi CNN:

• 1. Tijuana, Meksiko. Empat hal yang terkait erat dengan kota ini adalah kekerasan, kartel narkoba, resesi dan wabah flu babi. CNN memperkirakan peringkat Tijuana bisa lebih baik jika semua tempat di kota tersebut bisa dipulihkan dari keempat hal di atas.

• 2. Sydney dan Melbourne, Australia. Ciri dari kedua kota ini identik dengan harga rumah yang tinggi, kebakaran hutan, kebencian yang intens dan 4 juta warga yang tersebar di pusat kota. Meskipun Melbourne masuk sebagai kota paling dibenci di dunia, namun di tahun 2011 lalu, The Economist menobatkan Melbourne sebagai "Kota Dunia Paling Layak Huni" dengan 97,5 poin dan Sydney di urutan keenam dengan poin 96,1 poin.

• 3. Paris, Prancis. Kota ini identik dengan karakter pelayanannya yang kasar. Kebiasaan merokok warga Paris juga menjadi salah satu hal yang tidak disukai. Seorang wisatawan meyebutkan untuk masuk ke Menara Eiffel saja, wisatawan harus menunggu selama empat jam. Tidak sepadan dengan apa yang dilihat.

• 4. Timbuktu, Mali. Kota ini menjadi kota paling dibenci di dunia karena letaknya yang begitu terpencil dan tidak spektakuler. Bahkan survei terbaru yang dilaksanakan di Inggris mengungkapkan bahwa sepertiga dari responden yang disurvei tidak percaya bahwa Timbuktu benar-benar ada.

• 5. Los Angeles, Amerika Serikat. Kota ini memang identik dengan dunia perfilman Amerika Hollywood. Namun ia juga sering diledek dengan sebuat kota Lots Angry. Kota megalopolis ini memiliki sekitar 90 sub kota, lebih dari 20 jalan tol yang macet, kode area yang tak terhitung jumlahnya dan 500 mal yang tersebar di seantero kota. Gempa bumi, kerusuhan ras, lalu lintas yang membosankan, asap, dan sirine mobil polisi yang sering terdengar membuat para pengunjung merasa terjebak di dunia Hollywood.

• 6. Lima, Peru. Kota ini dianggap membosankan karena kabut asap dan ketidakamanannya. Meskipun sebenarnya kota metropolitan kelima terbesar di Amerika Latin ini lebih aman dari Sao Paolo dan memiliki pantai yang lebih indah dari La Paz.

• 7. Jakarta, Indonesia. Lalu lintas yang ruwet, polusi dan daerah kumuh menjadi hal yang paling tidak menarik dari Jakarta. Hanya dalam waktu 7,84 detik, para pelancong akan langsung merasakan padatnya Jakarta.

• 8. New Delhi, India. Kota ini menjadi sangat dibenci karena penuh dengan pedagang asongan. Belum lagi kasus-kasus kriminal seperti penipuan di jalanan yang marak dialami para wisatawan yang datang.

• 9. Kairo, Mesir. Kairo identik dengan polusi udara, pengemudi yang ugal-ugalan, penduduk yang padat, dan kondisi politik yang belum stabil. Bahkan dikatakan menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menghirup udara kota ini sama halnya dengan merokok sebungkus sehari.

• 10. Belize City, Belize. Kota ini disamakan dengan kembaran Karibia karena identik dengan kejahatan, narkoba, kebobrokan dan calo yang jahil.

Sungguh mengejutkan bagaimana kota-kota ini yang beberapa di antaranya menjadi ibukota negara termasuk ke dalam kota yang paling dibenci di dunia. Bagi Jakarta khususnya, hal ini seharusnya menjadi masukan yang berharga untuk membuka mata pemerintah pusat dan pemkot DKI Jakarta agar mencari jalan keluar bagi permasalahan ibukota yang semakin runyam dari hari ke hari.